Thursday, 26 May 2011

Travelling Tips

Well, this is true tips actually, but I cant help myself to laugh at it.
Strictly for a very LIGHT & SCRUFFY traveller
Do you really need to wash every pair of undies after you have worn them once? Backwards, inside out, backwards inside out are all ACCEPTABLE (*cannot imagine*) options. Once you think you need to wash them (*after wearing the same undies for a week with this tips:P) take them with you to the bath/shower/ocean xixixixi*depending on the bathing option you have selected*and give them a QUICK RINSE, LOL. You can hang them on your backpack or car window for drying hahahaha..

Sunday, 8 May 2011

TOILET OH TOILET

Teringat lagi pengalaman pahit pas kuliah S1 dulu. Pengalamannya berkaitan dengan toilet. Selama hampir 5 tahun kuliah (uppsss, ketahuan deh begonyaJ), tidak pernah sekalipun menemukan toilet yang normal disekitaran kampus. Dari gedung buat mahasiswa sampai gedung buat staff dan pengajar semuanya toiletnya pada abnormal. Mostly it doesnt provide water, sigh. Bagaimana mau memakainya coba. I think I have tortured my bladder ever since, boooo. Terakhir mesti ke toilet itu sekitar 2 tahun setelah lulus dari kampus itu, kondisinya masih sama, waterlessssss hikkksss.
Nah pas kuliah S2, alhamdulillah tidak mengalami hal yang sama. Di New Zealand toilet umum dimana-mana, bersih sih sih dan gratiss tis tis. Dikampus-kampus apa lagi. Toiletnya berhamburan (hiperbola yahJ memangnya bintang, berhamburan). Ditiap lantai gedung-gedung kampus, toilet pasti ada. Cuma yah itu lagi, toiletnya toilet kering, alias bersih-bersihnya pakai tisu L awalnya jijik sekali, sampai-sampai kalau lupa buat bawa botol bekas buat nampung air buat bersih-bersih, saya memilih untuk tahan “panggilan alam” sampai tiba dirumah. I know, its not good for my health, I know. Anyway, it happened, no time for looking back, kabuuurrrr J. Kalau dipikir-pikir, tidak bersih-bersih amat sih toilet disini, soalnya didindingnya sering ada yang nulis curhatannya, jadi kaya diari deh tu dinding. Ada yang curhat dah diperkosa (diperkosa atau diperkosa???), ada yang minta tolong disembuhin dari penyakit, dsb.
Tapi yang ironisnya ketemu sama the smellies toilet in the world (like I have been all over the worldJ) ini pas di New Zealand juga, tepatnya disekitaran track untuk melintasi Tongariro, sebuah gunung di Taupo, kota kecil sekitar 5 jam mengemudi dari Wellington, ibukota negara. Jadi disekitaran track hiking sepanjang 19,5km ini disediakan beberapa toilet. Setelah sekitar 2 jam jalan, ketemulah dengan toilet darurat pertama. Nah berhubung daerah pegunungan dan lintasan yang panjang, toiletnya cuma seadanya saja. Ruangannya cuma seukuran boks telpon umum, lebih besar dikit sih, menyediakan toilet duduk dan tisu saja, tanpa wastafel apalagi air. Toiletnya tanpa flush pula, yaiikkssss. Jadi cuma seperti lubang yang dipasangi toilet duduk. Kebetulan Rasa “itu” sudah menghantui sejak sejam setelah start, tapi pas berdiri antri depan toilet yang menebarkan bau yang betul-betul bikin stress, rasa “itu” seakan menghilang, lenyap tak berbekas. Saya berkeputusan untuk menyiksa kantong kemih dibanding mesti pakai toilet itu. Lihat deh foto orang yang lagi antri buat pakai tu toilet, dan saya yang berdiri agak jauh karena menunggu “crossing buddies” yang lagi antri.
Setelah jalan lagi selama hampir 2 jam, tibalah kami (saya & 8 orang teman) ditempat istirahat, yang disebut hutt apa begitu. Jadi ini semacam rumah yang menyediakan toilet ataupun tempat duduk buat sekedar melepas lelah sebelum melanjutkan crossing lagi. Pikir saya mungkin toiletnya berbeda, karena ini kan ada bangunannya, jadi mungkin juga toiletnya menyediakan wastafel dan air. Antrilah diriku dengan harap-harap cemas, berharap “keajaiban itu adaJ. Berdiri depan salah satu toilet, terbukalah pintunya dannnn…eng ing eng…baunya dah menonjok indera penciuman. Serasa mau muntah, padahal perut juga lagi lumayan kosong. Mau masuk, baunya nda nahan, tidak masuk, rasa itu tidak tertahan lagi, belum lagi antrian dibelakang saya dah panjang juga, akhirnya dengan berat hati dan doa semoga tidak pingsan didalam, saya pun memutuskan untuk pakai tu toilet. Ternyata toiletnya sama saja bentuknya, baunya dengan yang saya singgahi sebelumnya, alamaaakkk……salah satu pengalaman tak terlupakan selama disini….

Friday, 6 May 2011

True Friends

NEVER stab you in the back (OSCAR WILDE).

To whom it may concerns (Sebelum diriku lupa)

Who knows ada yang mau ke New Zealand, liburan, sekolah atau apapun tujuan kamu. Kalau mau lihat timetable buat sholat, buka aja www.iman.co.nz. Sholat timetable tersedia setiap bulan dan jadwal berubah-ubah tiap harinya, beda dengan jadwal sholat di Indonesia yang cenderung tidak berubah-ubah karena hanya punya 2 musim saja. Jadi kalau musim panas (summer) di New Zealand, sholat isya yang paling bikin ngantuk buat ditungguin karena jam 10an lebih baru waktunya Isya. Sedangkan pas winter, kebalikannya, jadwal sholat dah sama dengan di Indonesia.

MAKSUD LOO????

I just don't get it. Why on earth, he thought that it is the reason.
Long time agoJ, (jadi teringat bacaan dongeng jaman kecil dulu yang kebanyakan didahului dengan kata “Pada zaman dahulu kala”) I stayed in a small lodge for almost 3 months before leaving Wellington for Palu (my beloved hometown). Similar to many other lodges in this city, the lodge provides common facilities such as kitchen, laundry facilities, TV lounge and bathroom that are shared among the occupants of the lodges. One day, I was planning to cook something for dinner (soalnya kantong dah mulai kering, jadi harus hemat dan membatasi jajan diluarJ). Turunlah saya kelantai satu, menuju dapur untuk memeriksa kulkas (siapa tahu dah niat banget mau masak, ternyata bahan makanan tidak punya :P). On the way to the kitchen, ketemu teman sebelah kamar, cowok asal Inggris. Dia juga sepertinya mau masak.
Singkat cerita, kita berdua (saya dan bule Inggris itu) masak sama-sama. Kira-kira sejam kemudian, out of the blue, tidak tahu awalnya bagaimana, mungkin cuma out of curiosity dia sih, si bule tanya-tanya soal Islam dan wanita muslimah. Banyak yang saya lupa hal-hal apa saja yang dia tanya. Terpikir diotak saya yang kecil mungil ini (A.K.A bodoh J), ini kan jaman modern, koq mesti nanya saya, Google kek sana J. Hal apa yang berkaitan dengan Islam dan muslim yang tidak bisa didapat dari google; semuanya adaaaaa, lengkap (I was very tempted to scream this sentence to his earJ). Tapi ada satu pertanyaan si bule yang tidak bakal terlupa saking bingungnya saya how come he arrived at that question…Kurang lebih pertanyaannya kalau ditranslet ke bahasa kita bunyinya seperti ini “Dirimu pakai jilbab karena pernah dilukai laki-laki?” Whaaattttt???? I was speechless for about 5 seconds. Gosh, selain kata ‘no’ terus terang saya tidak ingat saya jawab apa lagi Jmungkin I was already fainted inside hahaha….

Thursday, 5 May 2011

Ternyata masih terjadi!!!!!

Jauh hari sebelum menginjakkan kaki di Negara kiwi ini, saya dah disarankan bahkan kesannya ditakut-takuti oleh teman maupun keluarga soal sikap orang local soal islam dan jilbab, yang kemungkinan besar susah untuk terima saya dalam lingkungannya. Yang paling ekstrim, ada orang terdekat saya yang kasih saran agar saya melepas jilbab selama kuliah disana. Alhamdulillah, saya tidak takut ataupun tergoda untuk itu J
Setelah melewati 2 tahun 5 bulan tinggal di Wellington, dan ketika saya sudah hampir kembali kepelukan si ADI (Ayah Dan Ibu;)), saya baru teringat lagi 2 kejadian yang terkait dengan ketakutan orang-orang terdekat saya soal saya yang Islam dan berjilbab di negeri bule.
Waktu transit di Sydney, saya kena yang orang-orang sebut sebagai “random checking”. Random apanya, I was the only ONE who was being body-searched, luckily by a female airport officer. Bilang saja periksa saya karena saya jilbaban *hayongaku*. Besides me, no one has been body searched so far *tengok depan, belakang, kiri, kanan*.
Kedua kalinya saya alami pas sekitar setahun tinggal dan kuliah di Wellington, ibukota Selandia Baru. Setelah terima duit hidup buat 2 minggu, saya memutuskan untuk belanja lumayan banyak dari biasanya untuk supply selama 2 minggu. Alasan saya sih sederhana, jarang punya waktu buat belanja sekali atau dua kali dalam seminggu. Maka bergegaslah berangkat menuju supermarket yang terkenal karena keberagaman barang yang disediakan dan harga yang lumayan dibawah dari supermarket lain. Sesaat setelah membayar dikasir, saya dihentikan oleh seorang pemuda, yg ternyata pekerja disupermarket itu (seragamnya nunjukkin itu). Dia meminta saya memperlihatkan receipts barang-barang yang saya tenteng (3 kantong plastik gede). Sambil obok-obok isi tas, sempat memaki dalam hati, kena diskriminasi lagi deh ini hanya karena saya berbeda dengan penduduk lokal (berjilbab maksudnya). Masih sambil berusaha menemukan receipts, saya tengok kanan kiri, beneran kan, tak satupun orang yang terlihat dihentikan oleh pekerja supermarket seperti saya sekarang ini untuk ditanya soal receipts ini. Apa karena saya punya tampang miskin yah? J jadi si pekerja curiga barang sebanyak itu hasil saya “PANJANG TANGAN’ ditempatnya kerja…..anyway, it made my day, dah pegal tenteng barang banyak mesti distop pula…

Head over heels

Entah kenapa, lagi gandrung-gandrungnya sama lagu Adele 'someone like you'.....apa karena merasa dia menyayikan suara hati yah xixixi....dalam 24 jam tak terhitung berapa kali dengar lagu itu. Kalau lagi depan PC, sambil otak atik paper, buka youtube buat dengar lagu itu. Kalau lagi jalan kaki kesuatu tempat ataupun naik bis, cepat2 keluarin ipod buat dengar lagu itu. Mandi pun, laptop kadang saya gotong ke kamar mandi buat dengar lagu itu....bermagnet sekali lagu ini.....

Kagum

Dengan siapa?
Dengan dosen di Selandia Baru. Dosen super ramah dan minta dipanggil dengan nama depan saja. Dosen yang sudah punya gelar bejibun dan berambut putih pun minta dipanggil dengan mana depan saja. Hal yang sepertinya tidak bakal terjadi di Indonesia...EVER :) kesannya pesimis dan mandang remeh, tapi mau gimana....

Just a human being

It is not easy to start to do something
Procastination always haunted me, *sigh*